PERINGATAN HUT KE-80 REPUBLIK INDONESIA
Instagram
Ponpes Mualimat
Perpustakaan Mapima
Pengumuman Kelulusan Kelas XII

Cerita Corona Ceria

Wabah Wuhan ini membuat semua umat manusia mengalami rasa cemas, panik, marah, sedih, sampai speacles (tak bisa berkata-kata). Makhluk mikroskopis ini sungguh luar biasa, bisa membuat seluruh isi bumi dipaksa berhenti melakukan rutinitas hidup manusia. Tak terkecuali anak-anak sekolah, khususnya di MA Putri PUI Majalengka. 

Rutinitas berangkat sekolah saat matahari baru terbit, duduk di kelas sambil bercanda dengan teman, mendengarkan guru di depan kelas, mempraktekan tugas mata pelajaran, menunggu waktu istirahat untuk jajan, pulang sekolah yang tersendat karena kegiatan ekskul yang mendadak, dan sampai rumah/ pesantren saat matahari menjelang terbenam. Ternyata, hal itu yang kini kita rindukan. Jangankan berangkat pagi ke sekolah, bertemu langsung untuk mencium tangan guru, bergandengan tangan saat mau jajan bareng juga ga boleh. Semua karena corona. 

Corona memaksa kita mengajar dan belajar di rumah. Awalnya terdengar gampang, mengasyikan, enak, karena bisa sering rebahan, ngemil, tidur sampai malam, bangun sampai siang. Tapi, Lama-lama kok jadi membosankan. HP menjadi teman sekaligus sahabat yang selalu menemani dimanapun dan kapanpun. Uang jajan dipaksa berhenti, padahal kuota harus selalu ada. Sinyal pun kadang timbul tenggelam, sampai harus mencari sisi lain rumah yang bisa membuat sinyal bertahan kuat, agar tugas bisa segera diselesaikan dan diserahkan. Telat buka HP, bisa jadi celaka, karena tugas semakin menumpuk. Tagihan-tagihan tugas yang dirasa tak berhenti-berhenti. Yang disalahkan, ya.. Corona. 

Apalagi saat ingin menyerahkan tugas, bingung harus pake aplikasi apa, apalagi yang gaptek. Tanya sana sini malah nambah bingung. Akhirnya, mengabaikan dan mencari jalan pintas, jarang buka HP apalagi WA. Corona oooh Corona....

Segeralah musnah dari muka bumi ini. Kami rindu ingin bertemu langsung dengan teman, rindu mencium tangan guru, rindu jajan di kopsis, rindu cerita-cerita bucin, dan sangat rindu saat guru tak masuk sekolah dan tugas tak ada.

Namun, tak bisa dipungkiri, wabah Wuhan membuat kita semakin dekat dengan keluarga, semakin menghargai pertemuan, semakin meningkatkan rasa simpati dan empati, semakin memahami pentingkan kesehatan diri dan lingkungan. Ah, sudahlah. Semua hal pasti ada positif dan negatifnya. Mari kita berdoa, semoga Corona segera pergi, dan kita bisa kembali melakukan rutinitas menyenangkan, tanpa meninggalkan kebiasaan baik dan hal-hal baik yang kita dapatkan saat Corona merajai bumi. 

Semangat mengajar dan belajar di rumah. Jangan banyak mengeluh, tapi banyaklah berbuat baik dengan apa yang bisa kita lakukan di rumah. 
Ingat, still atau home, please.. For better world. 
Sehat-sehat kita semua.. 
MAPIMA pasti JAYA !
10 IPS pasti SHOLEHAH ! 
(BundaPGE)

HIJAR
Dewan Ambalan
PMR
PKS
Kopsis